Berita Geothermal — Indonesia kembali menegaskan komitmennya sebagai pemain utama dalam transisi energi bersih dunia melalui pembukaan The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 yang resmi digelar Senin (14/4).
Acara prestisius ini menjadi panggung pertemuan para tokoh penting di sektor energi terbarukan panas bumi. Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, Ketua Indonesia Geothermal Association (INAGA) atau Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi, dan Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2025 Ismoyo Argo.
Mimpi Besar: Lampaui Amerika Serikat dalam Panas Bumi
Dalam sambutannya, Eniya Listiani Dewi memaparkan target ambisius pemerintah: mencapai kapasitas terpasang panas bumi sebesar 5.000 MW pada tahun 2030, menyalip Amerika Serikat dan menempatkan Indonesia di puncak produsen panas bumi dunia.
“Kami ingin menjadi pemimpin global dalam energi bersih dan berkelanjutan. Target ini bukan sekadar angka, melainkan komitmen terhadap masa depan bumi dan generasi mendatang,” ungkap Eniya penuh semangat.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, pemetaan potensi geothermal secara presisi, serta penerapan teknologi ramah lingkungan dalam setiap proyek pengembangan panas bumi.
Menurutnya, investasi di sektor ini bukan hanya berdampak ekonomi, tapi juga membawa multiplier effect yang kuat bagi kesejahteraan masyarakat.
Inklusif, Edukatif, dan Inovatif: Wajah Baru IIGCE 2025
Ketua panitia pelaksana, Ismoyo Argo, menjelaskan bahwa IIGCE 2025 hadir dengan semangat baru yang lebih inklusif dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Selain ruang diskusi lintas sektor, pameran ini juga memperkuat edukasi kepada generasi muda dan memperkenalkan inovasi teknologi geothermal terkini.
“Harapannya, pendekatan ini bisa mempercepat pengembangan energi bersih di tanah air sekaligus membentuk ekosistem yang solid untuk kemajuan geothermal nasional,” ujarnya.
Optimisme API: Indonesia Menuju 5.234 MW
Sementara itu, Ketua Umum API Julfi Hadi menunjukkan optimismenya terhadap capaian Indonesia. Saat ini, kapasitas terpasang energi panas bumi Indonesia telah menyentuh 2.300 MW. Dengan sejumlah proyek strategis yang tengah berjalan, ia yakin angka itu akan melonjak signifikan.
“Kami menargetkan 5.234 MW dalam beberapa tahun ke depan. Bila ini tercapai, Indonesia akan menjadi produsen panas bumi terbesar di dunia sebelum 2030,” tegas Julfi.
Momentum Transisi Energi Nasional
IIGCE 2025 tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi dan kolaborasi, tetapi juga menjadi momentum penting dalam mempercepat transisi energi nasional. Dengan dukungan pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memperkuat daya saing sektor energi terbarukan di kancah global.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini