Berita Geothermal — Pertamina New and Renewable Energy (NRE), melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mendapat tawaran untuk mengembangkan proyek panas bumi di Kenya. Lokasi yang ditawarkan berada di Longonot dan Suswa, dua wilayah dengan potensi panas bumi yang signifikan.
Kerja Sama dengan BUMN Kenya
Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah, menjelaskan bahwa untuk pengusahaan panas bumi ini, PGEO akan bermitra dengan dua perusahaan BUMN Kenya, yaitu Electricity Generating Company PLC (KenGen) dan Geothermal Development Company (GDC).
“KenGen dan GDC akan bekerja sama dengan kami dalam membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan energi geothermal di Kenya. Ini merupakan proyek baru,” ujar Nelwin.
Kenya saat ini telah mengembangkan sistem elektrifikasi berbasis panas bumi dan memiliki kapasitas terpasang sekitar 1.200 megawatt (MW). Namun, pemerintah setempat ingin meningkatkan kapasitas tersebut dengan mengembangkan potensi panas bumi di Longonot dan Suswa.
“Kami tengah mengkaji kerja sama dengan pemerintah Kenya untuk mengembangkan kapasitas panas bumi di wilayah tersebut,” tambahnya.
Skema Pembiayaan dan Target Operasi
Dalam pengembangan proyek ini, PGEO menggunakan skema joint venture atau usaha patungan. Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menegaskan bahwa dalam kerja sama eksplorasi dan pengembangan di Kenya, PGEO lebih memilih untuk fokus bekerja sama dengan GDC, yang merupakan BUMN panas bumi Kenya.
“Awalnya, ada dua entitas di Kenya yang berpotensi menjadi mitra, yaitu swasta (Africa Geothermal International Limited/AGIL) dan BUMN Kenya. Namun, kami memutuskan untuk fokus bekerja sama dengan BUMN setempat,” jelas Yurizki.
Berdasarkan informasi dari PGEO, proyek panas bumi di Suswa akan dikembangkan secara bertahap dengan membangun empat unit pembangkit listrik, masing-masing berkapasitas 50 MW. Dengan demikian, total kapasitas yang akan dikembangkan mencapai 200 MW. Unit pertama ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2027.
Kerja sama senilai 1 miliar dolar AS ini didukung oleh perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar, dan menjadi bagian dari paket kerja sama energi panas bumi Kenya yang diumumkan dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28).
Pengembangan Panas Bumi di Longonot
Untuk pengusahaan panas bumi di Longonot, sebelumnya PGEO telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL). Bahkan kerjsama kedua perusahaan telah mengerucut pada kapasitas listrik dan target COD.
Berdasarkan perjanjian tersebut, PGEO akan melakukan pengeboran eksplorasi dengan target kapasitas sebesar 35 MW yang diproyeksikan mulai beroperasi pada 2027.
Selain itu, PGEO dan AGIL juga sepakat untuk menegosiasikan perjanjian jual beli listrik dengan kapasitas total 140 MW guna memperkuat sektor ketenagalistrikan di Kenya.
Lapangan panas bumi Longonot terletak di wilayah Great Rift Valley, Kenya, yang dikenal memiliki sumber panas bumi melimpah.
Ekspansi Internasional PGEO
Ekspansi internasional ini merupakan bagian dari strategi PGEO untuk memperluas portofolio energi terbarukan di luar Indonesia. PGEO pertama kali mengumumkan rencana ekspansi ke Afrika pada pertengahan 2023 dengan mengakuisisi blok panas bumi di benua tersebut.
Selain Kenya, PGEO juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan energi asal Turki, Kipas Holding, pada awal 2024. Langkah ini memperkuat posisi PGEO sebagai pemain utama dalam pengembangan energi panas bumi di tingkat global.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini