Berita Geothermal — Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Yudistian Yunis, mengungkapkan perkembangan signifikan dalam efisiensi pengeboran sumur panas bumi yang selama ini dikenal mahal dan berisiko tinggi.
Yudistian menyebutkan, biaya pengeboran yang sebelumnya mencapai 8 hingga 12 juta dolar AS per sumur, kini telah turun drastis menjadi hanya sekitar 4 hingga 6 juta dolar AS.
“Penurunan ini terjadi karena adanya optimalisasi teknologi dan penguatan kompetensi internal kami dalam tiga tahun terakhir,” ujar Yudistian dalam forum Energy Corner CNBC dikutip Jumat (30/5).
Ia menjelaskan bahwa Geo Dipa telah membangun kompetensi hulu-hilir secara menyeluruh, baik dari sisi pengoperasian pembangkit yang telah berjalan selama lebih dari 22 tahun, maupun dari sisi pemahaman geosains dan pengeboran yang spesifik untuk panas bumi.
Yudistian juga menjelaskan pihaknya aktif mengembangkan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yang memiliki jurusan geothermal dalam pengembangan panas bumi dalam pengembangan tekonogi. Selain itu Geo Dipa juga aktif merangkul sejumlah provider global yang memiliki teknologi dalam panas bumi.
“Kami aktif bekerja sama dengan perguruan tinggi dan teknologi provider global agar eksplorasi panas bumi semakin efektif dan tingkat keberhasilannya meningkat,” ungkapnya.
Upaya efisiensi versus skema pendanaan
Lebih lanjut, Yudistian menggarisbawahi pentingnya efisiensi dalam mendorong pemanfaatan energi panas bumi secara lebih luas. Dengan biaya yang semakin terjangkau, potensi geothermal di Indonesia bisa lebih kompetitif dibandingkan sumber energi lain. Namun demikian, tantangan pendanaan masih menjadi hambatan besar.
Meskipun tren global menunjukkan minat tinggi terhadap energi terbarukan, Yudistian menyayangkan bahwa syarat dan ketentuan pembiayaan masih cenderung bersifat “business as usual” dan belum sepenuhnya berpihak kepada sektor energi hijau.
“Kami berharap term and condition pendanaan bisa disesuaikan agar benar-benar mendukung transisi energi,” tegasnya.
Geo Dipa sendiri tengah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan internasional, termasuk dengan JP dan Asian Development Bank (ADB) untuk proyek-proyek strategis seperti Dieng 2 dan Patuha 2. Menurutnya, kepercayaan dari pihak pendonor terus tumbuh, didukung oleh kemampuan Geo Dipa dalam memenuhi standar lingkungan dan sosial yang ketat.
Dukungan pemerintah
Terkait kebijakan pemerintah, Yudistian mengapresiasi dukungan yang sudah mulai terlihat terutama dalam hal harmonisasi kebijakan dan penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia menyebut bahwa jaminan dari pemerintah terhadap proyek energi terbarukan akan menjadi penentu keberhasilan pengembangan sektor ini ke depan.
“Dukungan penjaminan dari pemerintah sangat penting. Ini akan memberi warna tersendiri dalam upaya mempercepat transisi energi di Indonesia,” pungkasnya.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini