Berita Geothermal — Pemerintah Indonesia bersama Selandia Baru resmi meluncurkan Program Kemitraan Panas Bumi Indonesia–Aotearoa New Zealand (PINZ), sebagai tonggak baru dalam kerja sama strategis sektor energi bersih, khususnya pengembangan energi panas bumi. Penandatanganan kemitraan ini berlangsung di Gedung Slamet Bratanata Kementerian ESDM, Jumat (23/5), menandai komitmen kuat kedua negara dalam mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
Program PINZ dirancang untuk menjembatani kebutuhan Indonesia akan teknologi, keahlian teknis, dan penguatan sumber daya manusia di sektor panas bumi dengan pengalaman panjang Selandia Baru yang telah diakui dunia. Program ini akan berjalan selama lima tahun ke depan dengan target peningkatan kapasitas panas bumi Indonesia sebesar 1,1 gigawatt (GW).
“PINZ merupakan inisiatif penting yang akan mempercepat peran energi panas bumi sebagai pilar utama masa depan energi bersih Indonesia,” ujar Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama ini mendukung upaya mewujudkan swasembada energi sebagaimana visi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.
Tiga Pilar Utama Program PINZ
Program ini dibangun di atas tiga pilar utama, yaitu:
- Dukungan kebijakan dan regulasi sektor panas bumi, termasuk perencanaan jangka panjang.
- Penguatan kapasitas teknis dan eksplorasi, melalui kolaborasi dengan Badan Geologi dan institusi teknis lainnya.
- Peningkatan keterampilan tenaga kerja, melalui pelatihan bersama Badan Pengembangan SDM ESDM.
Penerapan program juga akan didukung oleh pertukaran pengetahuan antara kedua negara, pelatihan teknis intensif, serta studi banding ke lokasi-lokasi proyek panas bumi di Selandia Baru seperti Wairakei dan Rotokawa. Ahli dari New Zealand pun akan dikirim ke Indonesia untuk memberikan pelatihan lapangan serta konsultasi proyek.
Proyek Lapangan dan Kolaborasi Institusional
Salah satu bentuk implementasi nyata PINZ adalah penerapan teknologi acid brine treatment di Lapangan Panas Bumi Lahendong, Sulawesi Utara, untuk mengatasi masalah korosi dan endapan mineral akibat sifat asam dari fluida panas bumi. Teknologi ini didukung oleh Geothermal New Zealand (GeoNZ) bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi.
Selain itu, direncanakan pembangunan laboratorium panas bumi bersama antara GeoNZ dan PGE sebagai pusat riset, pengembangan teknologi, dan pelatihan. Sementara itu, kerja sama pendidikan juga berjalan lewat pelatihan lanjutan di University of Auckland bagi staf Indonesia, yang bertujuan memperdalam keterampilan teknis dalam pengelolaan sumber daya panas bumi.
Dukungan Pendanaan dan Harapan Masa Depan
Program PINZ didanai oleh Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) Selandia Baru melalui skema bantuan pembangunan, dan dijalankan oleh lembaga-lembaga teknis seperti GNS Science dan mitra lokal Indonesia.
Jacquie Dean dari MFAT Selandia Baru menyatakan, “PINZ adalah wujud nyata dari visi bersama menuju masa depan energi terbarukan, rendah emisi, dan berkeadilan.” Ia berharap program ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap komitmen iklim Indonesia dan mempercepat transisi energi bersih.
Program PINZ tidak hanya bertujuan mempercepat pengembangan panas bumi berkelanjutan, tapi juga memastikan manfaatnya dirasakan secara adil oleh masyarakat luas. Kemitraan ini mempertegas bahwa kolaborasi internasional menjadi kunci dalam mewujudkan ketahanan energi dan masa depan rendah karbon bagi Indonesia.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini