Berita Geothermal – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Isu Sosial dan Teknis untuk merespons dinamika pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Flores.
Satgas ini dijadwalkan mulai aktif bekerja pada Mei 2025.
General Manager PLN UIP Nusra, Yasir, menyatakan bahwa penolakan sebagian masyarakat terhadap proyek geothermal di Flores ditafsirkan sebagai kegelisahan yang patut dihormati.
“Kami menganggap hal ini sebagai bentuk keresahan sosial yang perlu ditanggapi secara aktif dan terbuka,” ujarnya dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa (22/4).
Satgas yang dibentuk ini akan menjadi ruang dialog terbuka antara masyarakat, pemerintah, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk membahas berbagai isu sosial maupun teknis yang timbul seiring dengan pengembangan proyek energi terbarukan tersebut.
Komposisi tim akan melibatkan unsur pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, keuskupan, komunitas lokal, serta pengembang energi panas bumi.
Yasir menekankan pentingnya kolaborasi dan keterbukaan dalam proses transisi energi.
“Pembangunan yang inklusif tak hanya soal teknologi, tetapi juga hubungan sosial dan kepercayaan. Oleh karena itu, PLN siap berkolaborasi dengan tokoh agama, komunitas adat, akademisi, dan masyarakat sipil untuk mencari solusi terbaik secara dialogis,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tim akan melakukan verifikasi langsung ke lapangan dan menyusun rekomendasi berdasarkan temuan yang ada. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat prinsip transparansi dan penghormatan terhadap nilai-nilai lokal dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Sistem kelistrikan Flores saat ini
Diketahui, sistem kelistrikan Flores saat ini memiliki kapasitas pembangkit sebesar 104,2 megawatt (MW) dengan beban puncak mencapai 104 MW.
Sementara itu, konsumsi listrik di wilayah ini diproyeksikan tumbuh sekitar 8,26 persen per tahun. Oleh karena itu, investasi pada energi bersih seperti geothermal menjadi pilihan strategis untuk menjaga ketahanan energi jangka panjang.
“PLN berkomitmen menjalankan arahan pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju sumber yang lebih ramah lingkungan. Geothermal adalah salah satu pilar penting dalam mewujudkan masa depan energi bersih di Indonesia,” tutup Yasir.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini