Berita Geothermal – Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tengah mengembangkan pemanfaatan energi panas bumi dengan teknologi co-generation pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Inisiatif ini ditargetkan untuk menambah kapasitas terpasang energi panas bumi sebesar 230 MW, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kontribusi energi bersih dalam bauran energi nasional.
Penerapan teknologi co-generation dalam sistem PLTP memungkinkan pemanfaatan energi panas bumi secara lebih efisien. Teknologi ini mengoptimalkan uap yang tidak terpakai dalam binary cycle, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi limbah energi. Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat berkontribusi terhadap pencapaian target pemanfaatan potensi panas bumi Indonesia hingga 24 GW pada tahun 2060.
“Potensi panas bumi sekitar 24 GW akan dimaksimalkan hingga 2060. Salah satu terobosan yang dapat dilakukan adalah co-generation, yang memanfaatkan steam tidak terpakai dalam model binary cycle,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, dikutip dari laman resmi ESDM, Rabu (12/2).
Pembangunan PLTP co-generation ini akan direalisasikan melalui kemitraan antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP). Kedua perusahaan berencana membentuk joint venture untuk mempercepat implementasi proyek ini.
PLTP berbasis co-generation akan dibangun di tujuh Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), yakni Lahendong, Ulubelu, Lumut Balai, Hululais, Kamojang, Sibayak, dan Sungai Penuh.
Untuk mendukung realisasi proyek ini, PGE dan PLN IP telah melakukan berbagai persiapan, termasuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Joint Development Agreement (JDA). Selain itu, proyek ini juga telah dimasukkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033 guna memastikan integrasi dengan kebijakan kelistrikan nasional.
“Kami optimis proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan bauran energi nasional dan perlu masuk dalam daftar proyek prioritas RUPTL 2024-2033,” tambah Eniya Listiani Dewi.
PLTP Co-Generation: Optimalisasi Energi Panas Bumi
Mengutip laporan dari International Renewable Energy Agency (IRENA), PLTP co-generation merupakan teknologi yang mengintegrasikan pemanfaatan panas buangan dari proses pembangkitan listrik untuk menghasilkan energi tambahan dalam bentuk listrik maupun panas.
Dalam sistem ini, uap panas bumi tidak hanya digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lain seperti pemanasan ruangan, proses industri, hingga desalinasi air laut.
Keunggulan PLTP Co-Generation
- Efisiensi Lebih Tinggi: Memanfaatkan panas buangan yang biasanya terbuang sia-sia, meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.
- Ramah Lingkungan: Mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
- Pengurangan Biaya Operasional: Mengoptimalkan sumber daya panas bumi untuk berbagai kebutuhan, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar lain.
- Keberlanjutan Energi: Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan pengelolaan yang baik.
Dengan penerapan PLTP co-generation, Indonesia dapat mengoptimalkan pemanfaatan energi panas bumi, mempercepat transisi menuju energi bersih, serta meningkatkan ketahanan energi nasional.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini