Berita Geothermal — Hingga semester pertama tahun 2024, Indonesia telah menambahkan kapasitas terpasang pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 217,73 MW, mencapai 66,6% dari target tahunan sebesar 326,91 MW.
Penambahan ini didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Data dari Kementerian ESDM menunjukkan, pada semester pertama 2024 tersebut PLTA mencapai 66,4% dari target, sementara PLTS melampaui target dengan capaian 147,02%.
Sayangnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) belum mencapai target yang ditetapkan. Sementara sektor bioenergi juga menunjukkan perkembangan positif dengan pencapaian 43,2% dari target.
Secara keseluruhan, hingga akhir tahun 2023, kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional Indonesia mencapai lebih dari 90 GW, dengan lebih dari setengahnya berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, dan kurang dari 15% berasal dari sumber energi terbarukan.
Untuk rincian kapasitas terpasang EBT per jenis pembangkit hingga tahun 2024, data spesifik belum tersedia dalam sumber yang ada. Namun, berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, direncanakan penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,923 GW, dengan rincian sebagai berikut:
• Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): 10,391 GW
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 4,68 GW
• Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): 3,355 GW
• Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): 0,597 GW
• Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi: 0,590 GW
(sumber: ebtke.esdm.go.id)
Perlu dicatat bahwa data di atas merupakan rencana hingga tahun 2030 dan mungkin mengalami perubahan seiring dengan perkembangan terbaru.
Panas Bumi jadi Andalan Capaian
Pemanfaatan EBT sebagai sumber energi listrik merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, khususnya dalam hal ketahanan dan swasembada energi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi menyatakan, hingga pertengahan Desember 2024 lalu, EBT baru meyumbang 13,9 persen dalam bauran energi nasional.
Saat itu ia berharap, bauran energi dari EBT meningkat menjadi 14,1 persen pada akhir 2024 dengan penambahan dari panas bumi. Penambahan tersebut bersumber dari PLTP Sorik Merapi 41 MW, yang telah memperoleh SLO pada 15 Desember, kemudian PLTP Salak Binari 15 MW dan PLTP Ijen 45 MW.
Namun hingga Februari 2025 ini, perkembangan ketiga PLTP yang siap COD tersebut belum ada kabar.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini