Berita Geothermal — Geothermal atau energi panas bumi tak hanya berfokus soal teknologi dan pembangkit listrik. Melainkan juga tentang bagaimana masyarakat bisa hidup berdampingan dan saling menguntungkan dengan sumber energi ini.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya. Sejak 2024, pembangunan PLTP Mataloko dimulai dengan pembukaan akses jalan sepanjang 8 kilometer (km) menuju lokasi proyek.
Pengembangan infrastruktur ini diklaim telah membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Dengan akses yang lebih baik, aktivitas perdagangan dan mobilitas warga menjadi lebih lancar. Bahkan, proyek itu membuka peluang pekerjaan bagi penduduk lokal.
“Dulu akses ke tempat kami sulit, sehingga pelanggan terbatas. Sekarang, jalan sudah bagus, omzet kami meningkat,” ungkap Stefanus, seorang perajin parang di Poma Mana, Ngada, melansir detikcom, Kamis (5/2/2025).
Lorensius Tena setali tiga uang. Warga yang berada di sekitar PLTP Mataloko itu menilai peningkatan aksesibilitas turut mempermudah kehidupannya sehari-hari.
“Sekarang perjalanan ke gereja, sekolah, dan pasar lebih nyaman dan aman,” ujarnya.
Selain pembangunan infrastruktur, berbagai inisiatif masyarakat juga berkembang. Misalkan pembangunan gazebo di Kampung Adat Wogo, pengembangan usaha ternak dan pertanian, hingga peningkatan sarana pendidikan dan sanitasi lingkungan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh warga yang berada di dekat PLTP Ulumbu, Manggarai, NTT. Sejak mulai beroperasi pada 2011 dengan kapasitas 4 x 2,5 MW, PLTP Ulumbu telah menjadi sumber energi utama bagi masyarakat sekitar.
Hendrik K, warga Desa Lungar, menceritakan anak-anak mereka terpaksa belajar menggunakan lampu minyak sebelum listrik di daerah itu stabil. “Sekarang listrik stabil, anak-anak bisa belajar lebih nyaman tanpa asap lilin atau generator yang berisik,” ujarnya.
Sejak 20 September 2024, untuk pertama kalinya listrik juga mengalir ke Pegunungan Poco Leok. Momen itu bahkan disambut dengan upacara adat Congko Longkap sebagai perayaan sejarah baru bagi masyarakat setempat.
Selain penerangan, masyarakat Poco Leok juga mulai melihat dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bisa menyimpan hasil panen lebih lama dengan alat pendingin, dan usaha kecil-kecilan di desa lebih mudah berkembang.
Masyarakat di Ulumbu dan Mataloko membuktikan keberadaan PLTP juga membuka berbagai peluang ekonomi dan sosial. Dengan pemanfaatan yang optimal, warga dapat terus berkembang bersama energi geothermal.
Pemanfaatan Panas Bumi di Dunia dan Indonesia
Peneliti geothermal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), M Ali Ashat, mengatakan Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang luar biasa, mencapai 29.038 MW atau 40 persen dari cadangan dunia.
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini