Berita Geothermal Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 90 MW pada sisa tahun 2024. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa target tersebut terdiri dari tiga proyek utama: PLTP Ijen dengan kapasitas 35 MW di Bondowoso, PLTP Salak Binary dengan kapasitas 15 MW di Jawa Barat, dan PLTP Sorik Marapi dengan kapasitas 40 MW di Sumatera Utara.
Namun, hingga awal tahun 2025, hanya PLTP Ijen yang berhasil mencapai status operasi komersial dan terhubung dengan jaringan listrik PLN. Pengumuman Commercial Operation Date (COD) untuk PLTP Ijen milik Medco Power disampaikan pada tanggal 7 Februari 2025.
Bagaimana dengan progres dua PLTP lainnya, yaitu PLTP Salak Binary dan PLTP Sorik Marapi Unit 5? Berikut adalah ringkasan perkembangan terkini dari kedua PLTP tersebut per tanggal 10 Februari 2025.
PLTP Salak Binary 15 MW
PLTP Salak Binary dikembangkan oleh Star Energy Geothermal (SEG) Salak yang berlokasi di area PLTP Salak, Jawa Barat. Star Energy merupakan anak perusahaan dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT), yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu. Proyek ini dirancang sejak tahun 2021 dengan nilai investasi mencapai USD 45 juta. Awalnya, proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2022.
Manajer Star Energy Geothermal Salak, Nungki Nur Sasongko, menjelaskan bahwa pembangunan PLTP Salak Binary bertujuan untuk mengoptimalkan produksi energi listrik dari panas yang tersisa dalam brine (air sisa dari proses produksi). Dengan pendekatan ini, energi panas yang ada tidak akan terbuang sia-sia.
“Proses pembangunan ini tidak melibatkan pengeboran sumur baru; kami memanfaatkan panas yang tidak terpakai atau tersisa untuk diproses kembali ke dalam pembangkit listrik menggunakan turbin kecil guna meningkatkan kapasitas,” ungkap Nungki.
Pengerjaan infrastruktur pendukung dilakukan oleh PT Tripatra Engineers and Constructors sebagai kontraktor SEG. Meskipun tidak sesuai target awal, pihak PLN melalui PLN UIT JBT – UPT Bogor telah mengumumkan penyelesaian jaringan koneksi antara sumber Energi Baru Terbarukan PLTP Salak Binary dan sistem gridcode Jawa Bali.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui akun Instagram @plnuptbogor pada Desember 2024. Dalam pengumuman itu disebutkan bahwa PLN UIT JBT – UPT Bogor berhasil menyelesaikan proyek normalisasi dan energisasi bay AEA07 di GIS 150 kV Salak Lama sebagai titik koneksi untuk PLTP Salak Binary.
Dengan demikian, COD untuk PLTP Salak Binary tinggal menunggu pengumuman resmi.
PLTP Sorik Marapi Unit 5
PLTP Sorik Marapi Unit 5 dengan kapasitas 40 MW dibangun oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), anak perusahaan KS Orka Renewables Pte. Ltd., yang berlokasi di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Perusahaan melaporkan bahwa mereka telah menyelesaikan Uji Kapasitas Pembangkit (URC) Unit-5 selama empat hari antara tanggal 12 hingga 15 Desember 2024 dengan total waktu pengujian mencapai 72 jam serta kapasitas uji sebesar 33 MW. Setelah pengujian ini, total kapasitas PLTP Sorik Marapi meningkat menjadi sekitar 200 MW yang dialirkan ke jaringan listrik Sumatera Utara melalui jalur tegangan tinggi PLN sebesar 150 kV.
Direktur Utama PT Sorik Marapi Geothermal Power, Yan Tang, menyatakan bahwa uji URC Unit-5 dilakukan bersinergi dengan PT PLN (Persero) dan diawasi oleh personel dari PLN PUSERTIF serta PLN UIP SUMBAGUT. “Keberhasilan URC Unit-5 menunjukkan dedikasi kami dalam memastikan operasi PLTP yang andal dan aman untuk suplai listrik di Sumatera Utara,” tutupnya.
Dengan informasi tersebut, operasional PLTP Sorik Marapi Unit-5 kini hanya menunggu pengumuman resmi mengenai COD-nya.
Itulah progres terkini PLTP Salak Binary dan PLTP Sorik Marapi Unit untuk mengejar tambahan 90 MW dari panas bumi.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini