Berita Geothermal – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah mengalokasikan dana sebesar 92,6 juta dolar AS, setara dengan sekitar Rp1,51 triliun, untuk mendukung pengembangan energi listrik panas bumi di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Barat.
Pembiayaan ini diberikan kepada PT Supreme Energi Muara Laboh (SEML), perusahaan yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh yang berlokasi di Kecamatan Pauah Duo, Kabupaten Solok Selatan. Kerjasama antara PT Supreme Energi Muara Laboh dan ADB ditandatangani pada bulan Februari 2025.
Dalam pernyataannya, Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menekankan bahwa pengembangan panas bumi oleh Supreme Energy di Muara Laboh akan berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta mendorong solusi energi berkelanjutan yang dapat meningkatkan ketahanan energi jangka panjang bagi Indonesia. Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam memajukan pengembangan energi panas bumi.
PLTP Muara Laboh direncanakan akan meningkatkan keandalan pasokan listrik di Sumatera sebesar 140 MW. Peningakatan ini bersumber dari PLTP Muara Laboh Unit 2 80 MW yang ditargetkan mulai beroperasi pada awal tahun 2027 dan PLTP Muara Laboh Unit 3 60 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2033.
Supreme Energy sendiri telah menandatangani Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) pada tanggal 23 Desember 2024 untuk pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 dan Unit 3.
Selain itu, sebagian dari pembiayaan ADB juga akan digunakan untuk pemeliharaan PLTP Muara Laboh Unit 1 yang telah beroperasi sejak tahun 2019 dengan kapasitas sebesar 83 MW.
Listrik yang dihasilkan dari pengembangan PLTP Muara Laboh ini akan disalurkan melalui jaringan listrik milik PT PLN untuk memperkuat bauran energi terbarukan dan meningkatkan pasokan listrik bagi sekitar 760.000 rumah tangga. Dengan tambahan kapasitas dari proyek PLTP Muara Laboh ini, diperkirakan akan ada pengurangan emisi sekitar 900.000 ton CO2 per tahun.
Selain manfaat lingkungan, pengembangan panas bumi di Muara Laboh juga memiliki potensi untuk memberikan royalti dan bonus produksi yang signifikan kepada pemerintah daerah. Pembangunan Unit 2 dan Unit 3 diperkirakan akan menciptakan sekitar 1.500 lapangan kerja baru serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
Jiro Tominaga menjelaskan bahwa paket pembiayaan total sebesar 92,6 juta dolar AS terdiri dari dua sumber utama:
Pertama, sebesar 38,8 juta dolar AS berasal dari sumber daya modal biasa (ordinary capital resources) ADB;
Kedua, jumlah yang sama juga berasal dari B loan sindikasi ADB melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation dengan ADB bertindak sebagai pemberi pinjaman tercatat. Selain itu, terdapat pula pinjaman lunak sebesar 15 juta dolar AS dari Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (ACFP/Australian Climate Finance Partnership).***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini