Berita Geothermal — Indonesia kembali menegaskan komitmennya menjadi episentrum dalam transisi energi bersih global lewat pemanfaatan potensi panas bumi.
Hal ini ditegaskan dalam peluncuran The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, forum panas bumi terbesar di dunia, yang resmi diluncurkan di Jakarta pada Senin (14/4).
Digelar oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) atau Indonesian Geothermal Association (INAGA), forum bergengsi ini akan berlangsung pada 17–19 September 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
IIGCE 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk mendorong percepatan pemanfaatan panas bumi Indonesia yang menyimpan potensi luar biasa, serta memperkuat peran strategis Indonesia sebagai pusat pertumbuhan energi bersih di panggung global.
40 Tahun Berjuang, Kini Saatnya Bersatu
Ketua Umum API, Julfi Hadi, menyampaikan bahwa perjalanan panjang pengembangan panas bumi di Indonesia telah melewati berbagai tantangan, mulai dari risiko teknis dan komersial, hingga kendala regulasi.
Meski demikian, Julfi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu menghadapi tantangan tersebut demi mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi yang vital bagi ketahanan energi nasional.
“Selama 40 tahun kita telah bekerja di sektor panas bumi. Kini, saatnya kita bersatu untuk menyelesaikan tantangan ini bersama demi percepatan proyek-proyek panas bumi yang berdampak besar bagi ketahanan energi nasional,” ujar Julfi penuh semangat.
Ia juga menegaskan, panas bumi memiliki keunggulan sebagai satu-satunya energi terbarukan yang tersedia sepanjang waktu. Dengan kapasitas potensi mencapai 23,9 GW—setara 40 persen dari cadangan panas bumi dunia—Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung sistem ketenagalistrikan nasional dan pilar utama transisi energi bersih.
IIGCE 2025: Lebih dari Sekadar Konferensi
Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2025, Ismoyo Argo, mengungkapkan bahwa agenda tahun ini dirancang lebih dinamis dan kolaboratif. Tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, IIGCE 2025 juga diharapkan menjadi ladang lahirnya kolaborasi strategis dan solusi inovatif untuk mengakselerasi pengembangan panas bumi.
“IIGCE 2025 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga tempat lahirnya kemitraan strategis dan solusi inovatif untuk tantangan global dalam pengembangan panas bumi,” jelas Ismoyo.
Hingga saat ini, lebih dari 20 pembicara internasional dan nasional telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka. Ribuan profesional dari berbagai negara pun siap ambil bagian, mempertegas posisi IIGCE sebagai ajang geothermal paling berpengaruh di dunia.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia bersiap menyalakan obor energi masa depan. Panas bumi bukan hanya menjadi solusi nasional, tapi juga harapan dunia akan sumber energi bersih yang berkelanjutan.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini