Berita Geothermal — Perang antara Rusia dan Ukraina tak hanya mengguncang peta geopolitik global, tetapi juga mengubah arah kebijakan energi Eropa. Ketergantungan kawasan ini pada pasokan gas dan minyak dari Rusia menjadi sorotan tajam, mendorong Komisi Eropa untuk mencari solusi energi yang lebih mandiri, bersih, dan berkelanjutan. Salah satu jawabannya adalah panas bumi.
Langkah strategis ini dituangkan dalam dokumen bertajuk Roadmap towards ending Russian energy imports, yang diterbitkan Komisi Eropa sebagai peta jalan untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan energi jangka panjang. Energi panas bumi diposisikan sebagai sumber daya lokal yang mampu mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil.
Dewan Energi Panas Bumi Eropa (European Geothermal Energy Council/EGEC) menyambut baik inisiatif ini. EGEC menyatakan dukungan penuh terhadap pendekatan Komisi Eropa yang menekankan pentingnya efisiensi energi dan percepatan adopsi energi terbarukan, dengan panas bumi sebagai elemen kunci transisi tersebut.
Sebagai sumber energi yang scalable dan tersedia secara lokal di banyak wilayah Eropa, panas bumi memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Menurut perhitungan EGEC, peningkatan pemanfaatan pompa panas bumi, sistem pemanas dan pendingin distrik (district heating and cooling/DHC), serta pembangkit listrik panas bumi, dapat membantu Uni Eropa memangkas konsumsi gas tahunan hingga lebih dari 25 miliar meter kubik pada akhir tahun 2027.
Namun, potensi besar ini dinilai tidak akan optimal tanpa dukungan kebijakan yang konkret dan terarah. EGEC mendorong agar roadmap yang telah dicanangkan Komisi Eropa diikuti dengan langkah-langkah implementasi yang jelas untuk mendorong dekarbonisasi sektor listrik serta sistem pemanasan dan pendinginan di seluruh kawasan.
EGEC mengusulkan dua pilar utama untuk mengakselerasi pemanfaatan energi panas bumi:
- Pembentukan pasar panas yang adil dan kompetitif, yang memungkinkan energi panas bumi — sumber energi lokal yang terjangkau — digunakan secara luas di sektor industri, komersial, dan perumahan.
- Penyusunan Rencana Aksi Panas Bumi (Geothermal Action Plan) serta pembentukan Aliansi Industri Panas Bumi Eropa (European Geothermal Industrial Alliance) untuk memperluas akses pendanaan, berbagi risiko investasi, memperbaiki infrastruktur, dan menyederhanakan proses perizinan di seluruh Uni Eropa.
“Energi panas bumi dapat menyediakan tenaga, pemanasan, dan pendinginan yang melimpah, terjangkau, dan ramah lingkungan bagi Eropa,” ujar Philippe Dumas, Sekretaris Jenderal EGEC.
“Namun, kita memerlukan pasar yang setara dan aksi nyata agar ambisi peta jalan ini tidak berhenti di atas kertas.”
Direktur Kebijakan EGEC, Sanjeev Kumar, turut menekankan pentingnya komitmen struktural.
“Tanpa adanya Rencana Aksi dan Aliansi Industri khusus untuk panas bumi, peta jalan Komisi berisiko tidak mencapai tujuannya. Panas bumi bukan sekadar solusi iklim — ini adalah strategi kedaulatan yang memperkuat daya saing industri Eropa,” ujarnya.***
Sumber: Renewable Energy Magazine
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini