Kupang, Berita Geothermal – Fakultas Sains dan Teknik (FST) Universitas Nusa Cendana (Undana) terus memperluas jejaring akademik melalui kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Terbaru, FST Undana menerima kunjungan akademik dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam kegiatan sharing knowledge dan kerja sama pendidikan yang digelar di Aula Rektorat Undana, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan tersebut menghadirkan Dekan FTTM ITB, Prof. Syafrizal, serta Koordinator Program Pascasarjana Geothermal ITB, Dedy Irawan, sebagai narasumber utama. Keduanya berbagi pengalaman mengenai pengembangan potensi energi panas bumi (geothermal) dan sektor pertambangan, dengan menyoroti potensi besar kawasan timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dekan FST Undana Prof. Philiphi de Rozari menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang terbangun antara Undana dan ITB. Ia menilai kolaborasi ini bukan sekadar berbagi pengetahuan teknis, tetapi juga langkah strategis memperkuat jaringan antarperguruan tinggi dalam membangun sumber daya manusia unggul di bidang energi dan pertambangan.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak Noniban Tunai yang telah menjembatani kerja sama ini. Kunjungan dari ITB menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan dan kolaborasi di bidang pertambangan serta energi,” ujar Prof. Philiphi.
NTT Punya Potensi Geothermal 767 MW
Dalam pemaparannya, Prof. Philiphi mengungkapkan bahwa wilayah NTT, khususnya Pulau Flores, menyimpan potensi panas bumi mencapai sekitar 767 megawatt. Namun, hingga kini baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara optimal.
“Ini menjadi tantangan kita bersama bagaimana mengembangkan potensi besar itu tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan harus ditopang oleh sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global. Karena itu, ia mendorong mahasiswa FST Undana agar aktif menimba ilmu dan memanfaatkan peluang studi lanjut, termasuk ke ITB.
“Pendidikan adalah investasi yang tidak akan hilang. Gunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dan membangun jejaring. Siapa tahu di antara kalian nanti ada yang melanjutkan studi di ITB,” kata Prof. Philiphi.
Generasi Muda NTT Harus Siap Hadapi Bonus Demografi 2045
Selain membahas potensi energi, Prof. Philiphi juga menyoroti tantangan bonus demografi 2045. Ia menegaskan pentingnya kesiapan generasi muda NTT agar mampu bersaing di era tenaga kerja produktif.
“Jika generasi muda NTT tidak siap, peluang kerja di daerah kita bisa diambil oleh tenaga dari luar. Karena itu, kita harus menyiapkan SDM tangguh, kreatif, dan berpengetahuan luas agar bisa menjadi tuan di rumah sendiri,” tegasnya.
Kegiatan sharing knowledge ini disambut antusias oleh mahasiswa dan dosen FST Undana dari berbagai program studi seperti Teknik Pertambangan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro. Peserta juga berkesempatan berdialog langsung dengan tim ITB mengenai prospek riset, studi lanjut, dan pengembangan energi panas bumi di wilayah timur Indonesia.
Langkah Awal Sinergi Konkret
Prof. Philiphi berharap kerja sama ini menjadi langkah awal menuju kolaborasi konkret antara FST Undana dan ITB dalam bentuk riset bersama, pengembangan kurikulum, serta pertukaran mahasiswa dan dosen.
“Melalui pertemuan ini, kita berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan NTT, khususnya dalam pemanfaatan potensi alam yang berkelanjutan dan penguatan SDM unggul,” tuturnya.
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini





















