Jakarta, Berita Geothermal – Emiten energi di bawah naungan Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), kembali mencuri perhatian pasar modal. Perseroan resmi menggandeng PT FirstGen Geothermal Indonesia dalam kemitraan strategis senilai Rp978 miliar, yang bertujuan memperkuat portofolio di sektor energi panas bumi (geothermal).
Informasi yang dirilis melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (31/10/2025) menyebutkan, kolaborasi ini dijalankan melalui anak usaha PT DSSR Daya Mas Sakti. Kedua perusahaan akan berfokus pada pengembangan sumber daya panas bumi dengan kapasitas awal hingga 440 megawatt (MW) salah satu proyek besar di bidang energi terbarukan tahun ini.
Langkah DSSA ini menjadi bukti komitmen Grup Sinar Mas dalam mendukung agenda transisi energi nasional, sekaligus memperluas eksposur bisnis ke sektor berkelanjutan yang tengah menjadi magnet investasi global.
Saham DSSA Jadi Incaran Investor, Transaksi Jumbo Pecah Rekor
Seiring ekspansi agresif di sektor telekomunikasi, digital, dan energi hijau, saham DSSA terus mencatatkan reli impresif sepanjang 2025. Analis pasar bahkan memproyeksikan harga sahamnya berpotensi menembus Rp150.000 per lembar, menjadikannya salah satu saham berkapitalisasi besar dengan performa paling mencolok tahun ini.
Puncak perhatian terjadi pada 19 September 2025, saat terjadi transaksi jumbo senilai Rp32,4 triliun di pasar negosiasi (nego). Transaksi tersebut melibatkan 298,9 juta saham DSSA dengan harga rata-rata Rp108.000 per saham, atau sekitar 5,4 persen lebih rendah dari harga penutupan Rp114.150.
Fasilitator transaksi ini adalah Sinarmas Sekuritas, sementara CGS-CIMB Sekuritas Indonesia (kode YU) bertindak sebagai perantara pihak pembeli.
Masuk Indeks Global, Investor Asing Kian Aktif
Kinerja apik DSSA tak hanya menarik investor domestik. Saham perusahaan ini kini juga masuk dalam jajaran konstituen MSCI dan FTSE Index, dua indeks acuan global yang menjadi rujukan bagi investor institusional internasional.
Manajemen DSSA memastikan bahwa transaksi besar yang terjadi bukan berasal dari pemegang saham utama maupun penjualan saham treasuri perusahaan.
“Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak lain yang terlibat dalam transaksi tersebut,” demikian pernyataan resmi manajemen DSSA dalam keterbukaan informasi BEI.
Jika dibandingkan dengan total saham beredar, transaksi Rp32,4 triliun tersebut hanya mewakili sekitar 3,6 persen kepemilikan saham DSSA masih di bawah batas pelaporan wajib 5 persen kepada regulator pasar modal.
Arah Baru Energi Sinar Mas
Kemitraan dengan FirstGen menandai langkah penting DSSA dalam memperluas portofolio energi bersih di Indonesia. Dengan potensi 440 MW dari proyek geothermal baru, perusahaan berambisi memperkuat kontribusi terhadap ketahanan energi nasional sekaligus menjaga kesinambungan lingkungan.
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini




















