Berita Geothermal — Pembangunan energi bersih berbasis panas bumi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah memasuki babak baru. Dengan potensi geothermal mencapai 377 Megawatt (MW), Flores menyimpan sumber energi besar yang masih belum tergali maksimal.
Saat ini, baru 18 MW panas bumi yang dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Kondisi ini menjadi sinyal kuat perlunya akselerasi pengembangan energi bersih demi ketahanan energi masa depan.
Menurut Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Fransiskus Eko Sulistiono, pemanfaatan panas bumi menjadi krusial untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Terlebih lagi, sistem kelistrikan Flores diprediksi akan mengalami defisit daya pada 2027, dengan daya mampu hanya 119 MW sementara proyeksi beban puncak mencapai 127 MW.
Pertumbuhan pesat sektor pariwisata di Labuan Bajo dan sekitarnya turut menyumbang lonjakan kebutuhan listrik secara signifikan.
“Karena itu, pembangunan PLTP Ulumbu Unit 5 dan 6 (2 x 20 MW), serta PLTP Mataloko (2 x 10 MW), menjadi sangat penting demi memastikan pasokan daya yang aman dan berkelanjutan,” tegas Eko dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (9/6).
Progres PLTP Ulumbu 5 dan 6
Langkah konkret pengembangan PLTP Ulumbu terus digalakkan. Pada 28 Mei 2025, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Tim Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan hasil inventarisasi dan identifikasi tanah kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Manggarai. Ekspose ini merupakan bagian dari tahapan resmi untuk pembangunan PLTP Ulumbu Unit 5-6 di kawasan Pocoleok.
General Manager PLN UIP Nusra, Yasir, menekankan bahwa pembangunan proyek ini tidak semata berorientasi pada energi, namun juga kesejahteraan sosial.
“Jalan yang dibangun akan tetap menjadi milik bersama masyarakat. Dalam setiap tahap pembangunan, kami berkomitmen melibatkan semua unsur masyarakat secara terbuka dan inklusif,” ujarnya.
Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan juga tercermin dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyertai proyek ini. Pada 5 Juni 2025, sebanyak 4.800 bibit pohon kopi ditanam serentak di 24 lokasi di Desa Lungar, kaki bukit Poco Leok. Aksi ini merupakan langkah awal membangun kawasan kopi unggulan Flores.
Kegiatan tanam bersama ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Lungar serta perwakilan PLN, Nommensen Jacques Figezalth Jensenem alias Jack, yang turut menanam bibit kopi satu per satu dengan antusias hingga siang hari. Harapan besar pun tumbuh bersama tunas-tunas kopi itu—bahwa suatu hari biji kopi Poco Leok akan dikenal luas sebagai hasil bumi unggulan yang lahir dari tanah energi dan semangat gotong royong.
Sinergi pembangunan PLTP Ulumbu dan penguatan ekonomi lokal melalui kopi menjadi cerminan model pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada infrastruktur, tetapi juga menyentuh akar kehidupan masyarakat. Flores sedang menyulut energinya, sekaligus menanam harapan masa depan.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini