Berita Geothermal — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit II di Muara Enim, Sumatera Selatan, akan beroperasi sesuai jadwal pada April atau Mei 2025. Dengan kapasitas 55 megawatt (MW), proyek ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi bersih di Indonesia.
Saat ini, PLTP Lumut Balai 2 tengah menjalani masa uji coba setelah berhasil menyelesaikan tahap mechanical completion pada Desember 2024. Untuk memastikan proyek berjalan sesuai target, PGE melaksanakan Manajemen Walkthrough (MWT) di lokasi. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pengawasan yang ketat guna menjaga efisiensi dan keberlanjutan proyek.
Komitmen PGE dalam Mewujudkan Target Operasi
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan bahwa MWT bertujuan memastikan bahwa Commercial Operation Date (COD) PLTP Lumut Balai 2 dapat berlangsung tepat waktu. Menurutnya, tahap penting sebelum COD adalah commissioning, yang saat ini sedang berlangsung dengan melibatkan seluruh kontraktor utama dalam konsorsium proyek.
“Hari ini saya melihat langsung proses commissioning, yang kami sebut back feeding. Ini adalah langkah krusial agar COD dapat tercapai dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Julfi Hadi dalam keterangannya Kamis (20/2).
Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan PLTP Lumut Balai 2 tidak hanya bergantung pada kerja sama bisnis antara perusahaan (B to B), tetapi juga membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Proyek ini dinilai sangat penting, bukan hanya bagi PGE dan Pertamina, tetapi juga bagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam membuktikan bahwa sektor panas bumi di Indonesia dapat berkembang pesat.
Dukungan bagi Swasembada Energi dan Transisi ke Energi Hijau
Julfi Hadi menekankan bahwa PLTP Lumut Balai 2 menjadi bagian dari visi besar Indonesia untuk mencapai swasembada energi. Saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia baru mencapai 10 persen dari total potensi yang ada. Dengan percepatan pengembangan, PGE berharap dapat mendorong peningkatan pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan.
“Pertamina saat ini masih dikenal sebagai perusahaan migas, namun kami ingin menjadikannya sebagai perusahaan energi hijau berskala besar, bahkan raksasa energi hijau (giant green energy company),” tambahnya.
PGE sendiri memiliki ambisi besar untuk menjadi produsen panas bumi terkemuka di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan terus berupaya membangun ekosistem industri panas bumi yang lebih efisien dan terintegrasi.
Dampak Jangka Panjang bagi Industri dan Masyarakat
Lebih lanjut, PGE juga berencana melakukan hilirisasi di sektor panas bumi dengan membangun fasilitas manufaktur guna menekan biaya operasional. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri panas bumi di Indonesia sekaligus menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal.
“Lumut Balai ini adalah proyek percontohan kami. Kami ingin memastikan bahwa komitmen kami benar-benar terlaksana dengan baik, bukan sekadar wacana. Bersama seluruh pemangku kepentingan, kami ingin membuktikan bahwa proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tutup Julfi Hadi.
Dengan komitmen dan langkah strategis yang diambil, PLTP Lumut Balai 2 diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam transisi energi Indonesia menuju keberlanjutan dan kemandirian energi nasional.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini