Jakarta, Berita Geothermal – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) melirik generasi muda sebagai investor potensial dengan memperkenalkan prospek pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Melalui pendekatan edukatif, PGE menggandeng kalangan mahasiswa untuk memahami potensi sektor energi panas bumi sekaligus memperkenalkan literasi pasar modal sebagai salah satu pintu masuk investasi berkelanjutan.
Langkah ini diwujudkan melalui forum literasi bertajuk “Youth Seminar PGEO-Investortrust: Literasi Pasar Modal dan Peluang Investasi di Industri Geothermal” yang digelar pada Kamis (15/5/2025) di Auditorium FTKE, Gedung D Lantai 8, Kampus A Universitas Trisakti, Jakarta.

Acara ini menjadi membuka cakrawala pemahaman mahasiswa tentang sektor energi baru dan terbarukan, khususnya panas bumi, serta peluangnya sebagai sasaran investasi di masa depan.
Manager Investor Relations PGE Ronald Andre P. Hutagalung menjelaskan, kontribusi potensi industri energi baru terbarukan, utamanya panas bumi, sejauh ini terus tumbuh dalam upayanya memenuhi kebutuhan listrik nasional.
“Potensi sumber panas bumi di Indonesia mencapai 24 GW yang merupakan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, sementara itu, kapasitas terpasang dari geotermal saat ini baru mencapai 2,6 GW atau 11% dari potensi,” kata Ronald Andre.
Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) Universitas Trisakti Dr. Ir. Suryo Prakoso, S.T., M.T., dan dihadiri sejumlah narasumber dan setidaknya 360 mahasiswa.
Selain perwakilan dari PGE, narasumber lain yang hadir, yakni Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Halimatus Sa’diyah, Kepala Divisi Pengembangan Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) Yusuf Adi Pradana, Dosen FTKE Trisakti Bidang Ekonomi Migas Dr. Dwi Atty Mardiana, serta Pengamat Migas/Energi Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto.

CEO PT Investortrust Indonesia Sejahtera, Primus Dorimulu, dalam sambutan acara menyampaikan pentingnya generasi muda akan pentingnya pemahaman yang utuh sebelum berinvestasi.
“Kami harap mahasiswa mau berinvestasi bukan karena khawatir tertinggal dibanding rekan-rekan mereka, tetapi memang benar-benar mengerti apa instrumen yang sesuai dengan profil risiko mereka,” ujarnya
“PGEO menjadi salah satu saham yang layak dikoleksi karena energi terbarukan akan semakin berkembang di masa mendatang. Dari semua energi terbarukan, yang paling sustain adalah energi panas bumi atau geothermal,” lanjut Primus Dorimulu.
Sejalan dengan itu, Dosen Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) Universitas Trisakti Bidang Ekonomi Migas, Dwi Atty Mardiana memaparkan, pengembangan proyek panas bumi dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jika di suatu negara bisa menyediakan energi secara stabil, kemudian cukup dan terjangkau, maka konsumsi masyarakat akan meningkat, investasi juga akan meningkat. Lalu, dari sisi belanja negara akan lebih merata, dan dari sisi neraca perdagangan akan stabil. Efeknya pertumbuhan ekonomi akan naik,” ujarnya.
“Emisi Indonesia saat ini sekitar 700 juta ton per tahun. Ketika nanti di 2060 kita bisa memanfaatkan potensi panas bumi tersebut, maka emisi karbon yang bisa kita hilangkan sekitar 150 juta ton. Itu adalah setara dengan 20% dari emisi energi yang dihasilkan saat ini,” sambung Atty.

Berbicara mengenai potensi industri energi baru terbarukan, utamanya panas bumi, Manager Investor Relations PGE Ronald Andre P. Hutagalung menambahkan, pemerintah menargetkan kapasitas PLTP mencapai 10,5 GW pada 2035.
Jika target tersebut tercapai, maka pembangkit-pembangkit ini dapat memberikan kontribusi terhadap PDB hingga US$ 63 miliar atau setara dengan Rp 1.041 triliun. Menurutnya, PGE memiliki peluang besar dalam mengembangkan PLTP ini.
Dalam kesempatan yang sama Ronald juga menyampaikan besarnya cadangan panas bumi di Indonesia merupakan berkah dari posisi Indonesia yang terletak di rangkaian gunung api (ring of fire).
Dari sekian wilayah di Indonesia, Pulau Sumatera tercatat memiliki cadangan panas bumi terbesar, mencapai 9,6 GW.
PGE mencatatkan kinerja apik sepanjang tahun 2024 dengan peningkatan volume produksi sebanyak 2% dari 4,735 GwH menjadi 4,827 GwH sampai akhir 2024.
Kinerja positif ini memperkuat optimisme PGE terhadap kenaikan volume produksi tahun 2025 ini mencapai 4,930 GwH dengan memperhitungkan penambahan kapasitas 55 MW dari Lumut Balai Unit 2.*
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini