Berita Geothermal — Para petani di sekitar area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menggelar panen raya perdana kacang tanah dan tanaman biofarmaka. Panen ini menjadi hasil nyata dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang digagas PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara (Nusra).
Program tersebut dikembangkan sebagai bentuk kolaborasi antara PLN UIP Nusra dan Kelompok Tani Desa Nubahaeraka. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah proyek energi bersih panas bumi.
“Panen hari ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi membawa hasil,” tulis pihak PLN UIP Nusra melalui akun Instagram resminya, Senin (5/5).
Mereka menambahkan bahwa tanaman kacang tanah dan biofarmaka ini tumbuh dari semangat kebersamaan, ketekunan, dan visi akan keberlanjutan.
“Dari menanam harapan, kini kita panen masa depan.”
PLN UIP Nusra juga menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi dan memperkuat inisiatif warga, sejalan dengan semangat pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
PLTP Atadei sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030. Pembangkit panas bumi ini memiliki kapasitas 2 x 5 megawatt (MW),
Saat ini, pasokan listrik di Kabupaten Lembata masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), yang memiliki biaya operasional tinggi dan berdampak buruk terhadap lingkungan. PLTP Atadei diharapkan dapat menggantikan penggunaan PLTD, sekaligus menekan biaya listrik yang selama ini mencapai Rp105,85 miliar per tahun.
Selain menyediakan listrik yang lebih murah dan ramah lingkungan, kehadiran PLTP Atadei juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi dalam upaya penurunan emisi karbon serta pemanasan global.
Pemerintah Kabupaten Lembata bersama masyarakat setempat turut memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini, termasuk dalam hal pengadaan lahan dan perizinan. Saat ini, proyek PLTP Atadei sedang berada dalam tahap perizinan dan persiapan pengadaan lahan, setelah sebelumnya melalui proses Environmental and Social Impact Assessment (ESIA).
Sebagai bagian dari kelancaran proses tersebut, telah dibentuk Kelompok Kerja Pendamping Pengadaan Tanah untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini