Tomohon, Berita Geothermal – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menjadi tulang punggung pasokan listrik bersih di kawasan timur Indonesia. Dikelola PT PLN Indonesia Power (PLN IP), pembangkit ramah lingkungan ini berperan penting dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).
Manager Unit Layanan Pusat Listrik PLTP Lahendong PLN IP, H.S.M Saragih, menjelaskan bahwa PLTP Lahendong memiliki kapasitas terpasang 4 x 20 Mega Watt (MW) atau total 80 MW, dan menyuplai sekitar 18 persen dari total kebutuhan listrik sistem Sulutgo yang memiliki beban puncak 490 MW.
“Sulutgo itu beban puncaknya 490 MW. Dari jumlah itu, 80 MW dipasok oleh Lahendong,” ujar Saragih di Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (30/10/2025).
Sejak 2023, PLTP Lahendong resmi berada di bawah pengelolaan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang PLN Indonesia Power. Sebelumnya, pembangkit panas bumi ini dikelola oleh Unit Induk Distribusi (UID) Suluttenggo, kemudian bergabung dengan Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi, yang kini bernama UIP3B Sulawesi.
“Sebelumnya kami di bawah UID Suluttenggo, sejak 2017 bergabung dengan UIKL Sulawesi, dan pada 2023 resmi bergabung dengan PLN Indonesia Power di bawah UBP Kamojang,” jelasnya.
Menurut Saragih, PLTP Lahendong memiliki keunikan tersendiri dibanding pembangkit panas bumi lainnya di Indonesia.
“Lahendong ini unik karena satu-satunya pembangkit panas bumi yang berada di kota madya. Di tempat lain biasanya berada di wilayah kabupaten atau pedesaan. Sementara Lahendong masih termasuk wilayah Kota Tomohon,” ujarnya.
Dari sisi sejarah, PLTP Lahendong menjadi salah satu proyek panas bumi pertama di kawasan Indonesia Timur. Eksplorasi awal dilakukan oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada 1994–1996, dengan unit pertama dibangun pada 1996 dan mulai beroperasi komersial (COD) pada 2001.
“Unit 1 sudah beroperasi selama 25 tahun dan masih mampu berproduksi maksimal 20 MW. Unit 2 beroperasi sejak 2007, unit 3 pada 2009, dan unit 4 pada 2011. Semua masih beroperasi penuh menyuplai sistem Sulutgo,” kata Saragih.
Selain menjadi penyedia energi andalan di Sulawesi Utara, PLTP Lahendong juga berkontribusi besar terhadap upaya dekarbonisasi sektor kelistrikan nasional. Pembangkit panas bumi ini telah mendapatkan sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan.
“PLTP Lahendong sudah tersertifikasi REC dan berperan nyata dalam menurunkan emisi karbon. Kami mendukung sistem kelistrikan bersih di Sulawesi Utara dan Gorontalo sebesar 18 persen,” tutup Saragih.
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini




















