Berita Geothermal — Jakarta akan menjadi tuan rumah ajang energi panas bumi terbesar di kawasan, International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, yang akan digelar pada 17–19 September 2025 di Jakarta Convention Center (JCC). Acara ini diharapkan menjadi titik balik penting dalam transformasi energi Indonesia menuju masa depan yang bersih dan berkelanjutan.
Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Julfi Hadi, menegaskan bahwa IIGCE membawa misi strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin energi terbarukan, khususnya dalam sektor panas bumi. Menurutnya, energi panas bumi bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga stabil dan melimpah di Tanah Air.
“Panas bumi merupakan aset energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga stabil dan melimpah di Indonesia. Saat ini, pemerintah tengah mendorong swasembada energi, dan panas bumi dapat menjadi tulang punggung sistem ketenagalistrikan nasional,” ujar Julfi dalam sesi media gathering di Habitat Park, Jakarta Selatan, Kamis (22/5).
IIGCE 2025 mengusung tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth”. Tahun ini, pendekatan yang diambil lebih inklusif dan partisipatif, dengan menjangkau peserta dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, LSM, hingga generasi muda.
Julfi menambahkan bahwa API terus menjalin kerja sama dengan Kementerian ESDM dan pelaku industri dalam mendorong kebijakan yang mendukung kelayakan pendanaan proyek. Upaya lainnya adalah menciptakan efisiensi biaya di pasar panas bumi melalui kolaborasi lintas sektor.
Rangkaian acara IIGCE 2025 akan meliputi sesi high-level dialogue, technical paper presentation, pameran internasional, business matchmaking, serta kegiatan komunitas seperti field trip dan program khusus untuk generasi muda. Panitia menargetkan lebih dari 5.000 pengunjung dan keikutsertaan dari lebih 30 negara.
“IIGCE akan menjadi panggung global yang menunjukkan kesiapan Indonesia memimpin inovasi energi bersih, mendorong investasi hijau, serta memperkuat pembangunan berkelanjutan,” jelas Julfi.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mempercepat inovasi teknologi, mendorong pembiayaan proyek panas bumi, serta meningkatkan keterlibatan pelaku industri lokal melalui peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dengan potensi panas bumi nasional yang mencapai lebih dari 24 GW, serta komitmen kuat dari berbagai pihak, IIGCE 2025 diharapkan dapat memacu langkah konkret untuk eksplorasi dan pengembangan energi panas bumi dalam negeri, sekaligus menghilangkan berbagai hambatan yang selama ini memperlambat investasi.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini