Berita Geothermal — Upaya mempercepat transisi energi bersih di Indonesia kembali digiatkan. Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Phillip Taula, bersama Jacquie Dean dalam sebuah pertemuan bilateral yang membahas peluang kerja sama strategis, khususnya dalam pemanfaatan energi panas bumi (geothermal).
Dalam pertemuan yang penuh keakraban itu, Eddy Soeparno menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Namun, menurut Eddy, target ambisius tersebut harus berjalan beriringan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan guna mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060.
“Ketahanan energi, pangan, dan air adalah prioritas nasional. Tapi semua itu tidak bisa dilepaskan dari transisi energi yang kuat dan kolaboratif,” kata Eddy dalam keterangan tertulis, Rabu (21/5/2025).
Eddy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menyebut geothermal sebagai salah satu solusi kunci dalam memperkuat bauran energi nasional. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang besar, mencapai 24 gigawatt (GW), namun baru sekitar 10 persen dari kapasitas tersebut yang telah dimanfaatkan.
“Kita punya sumber melimpah, tapi pemanfaatannya masih rendah. Di sinilah Selandia Baru bisa menjadi mitra strategis, karena sudah menjadikan geothermal sebagai tulang punggung kelistrikan mereka hingga 80 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, Eddy menekankan bahwa kerja sama antarnegara tak hanya sebatas investasi, tetapi juga harus mencakup transfer teknologi, pertukaran informasi, dan pelatihan sumber daya manusia. Pengalaman panjang Selandia Baru dalam mengelola energi panas bumi diyakini bisa mempercepat langkah Indonesia untuk keluar dari ketergantungan pada energi fosil.
Dalam pandangannya, Indonesia dan Selandia Baru memiliki kesamaan dalam hal potensi geothermal. Oleh karena itu, kolaborasi di bidang ini perlu diperkuat untuk mempercepat pengembangan energi bersih secara menyeluruh.
“Pencapaian Selandia Baru ini harapannya bisa diikuti oleh Indonesia dengan transfer of knowledge, transfer of information, hingga berbagi pengalaman untuk memaksimalkan potensi geothermal,” ujar Eddy.
Eddy Soeparno dikenal sebagai salah satu tokoh yang konsisten menyuarakan pentingnya pengembangan energi panas bumi. Dalam berbagai kesempatan, ia kerap menyoroti tantangan eksplorasi geothermal yang berisiko tinggi dan memerlukan investasi besar. Namun, menurutnya, skema government drilling dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi investor maupun pemerintah dalam tahap eksplorasi.
Dalam webinar bertajuk “Peran Penting Industri Panas Bumi dalam Kebijakan Transisi, Ketahanan Energi, dan Ekonomi Nasional” tahun 2024, Eddy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI menyampaikan bahwa percepatan pengembangan panas bumi sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menurunkan emisi karbon.
“Akselerasi pengembangan panas bumi sangat penting, tidak hanya untuk mencapai target emisi, tetapi juga untuk ketahanan energi nasional,” tegasnya.
Menurut Eddy, Badan Usaha Milik Negara seperti PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN, dan PT Geo Dipa Energy memegang peran penting dalam pengembangan energi ini. Namun, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara kementerian/lembaga dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong keberhasilan program transisi energi nasional.
Dengan potensi geothermal yang besar dan dukungan dari negara mitra seperti Selandia Baru, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk mempercepat pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan. Inisiatif yang dibangun oleh tokoh-tokoh seperti Eddy Soeparno menjadi langkah nyata dalam mengakselerasi agenda energi hijau nasional.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini