Berita Geothermal – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan memprioritaskan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai pilar ketahanan energi nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui alokasi anggaran Rp402,4 triliun pada tahun 2026 untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Dalam Pidato Pengantar Keterangan Nota Keuangan RAPBN 2026 di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Prabowo menegaskan pentingnya percepatan pemanfaatan energi hijau atau EBT, mulai dari tenaga surya, hidro, hingga panas bumi.
“EBT adalah masa depan, dan Indonesia harus menjadi pelopor energi bersih. Rakyat kita, dari kota hingga desa, harus menikmati energi yang terjangkau dan berkelanjutan,” kata Prabowo.
Ketahanan Energi, Pilar Pembangunan Nasional
Terkait ketahanan energi, Prabowo menegaskannya di akun Instagram resmi @presidenrepublikindonesia pada Rabu (13/8).
Ia menyebut, ketahanan energi bukan sekadar soal pasokan, melainkan pondasi bagi keberlanjutan pembangunan.
“Melalui diversifikasi sumber energi, inovasi teknologi putra-putri bangsa, serta pemanfaatan sumber daya secara bertanggung jawab, kita menapaki jalan menuju sistem energi yang tangguh, mandiri, dan menjadi pilar kedaulatan nasional,” tulisnya.
Detail Anggaran Rp402,4 Triliun
Sementara itu, terkait anggaran transisi energi sebesar Rp402,4 triliun yang akan digelontorkan pada tahun 2026, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjabarkan rinciannya. Menurutnya, anggaran sebesar itu ditujukan untuk:
• Insentif perpajakan energi Rp16,7 triliun
• Pengembangan EBT Rp37,5 triliun
• Infrastruktur energi Rp4,5 triliun
• Listrik desa Rp5 triliun
• Dukungan lainnya Rp0,6 triliun
“Anggaran ini juga mencakup subsidi BBM dan kompensasi listrik sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional,” jelas Sri Mulyani.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini