Berita Geothermal —Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus didorong, salah satunya adalah energi panas bumi. Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, dengan cadangan mencapai 40% dari total sumber daya panas bumi dunia. Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan sumber daya ini sebagai bagian dari upaya transisi energi.
Target Ambisius 7.200 MW
Pada tahun 2016, Pemerintah Indonesia mencanangkan target ambisius untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hingga 7.200 MW (7,2 GW) pada tahun 2025. Target ini diumumkan dalam ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016 dengan tema “Innovative Breakthrough to Achieve 7,000 MW Geothermal Development by 2025”.
Selain panas bumi, pemerintah juga menargetkan bauran EBT sebesar 23% dalam total kebutuhan energi nasional pada tahun 2025. Saat itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa upaya ini merupakan bagian dari agenda dekarbonisasi nasional dan global, mengingat Indonesia memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai lebih dari 23,9 GW.
Realisasi Jauh dari Harapan
Namun, target tersebut tampaknya sulit tercapai. Banyak wilayah kerja panas bumi (WKP) yang telah ditetapkan, tetapi belum dipanaskan alias diusahakan secara optimal. Sejumlah lapangan panas bumi yang seharusnya beroperasi pada 2025 masih belum dikembangkan.
Di Jawa Barat, misalnya, beberapa WKP yang ditargetkan beroperasi masih stagnan. Berdasarkan Buku Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid I yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM, beberapa pengusahaan panas bumi belum menunjukkan perkembangan berarti. Salah satunya adalah WKP Cibuni di Kabupaten Bandung, yang memiliki potensi 140 MW. WKP ini ditetapkan pada tahun 2015, tetapi hingga kini pemanfaatannya masih mandeg.
Mantan Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Harris Yahya, mengakui bahwa target kapasitas panas bumi 7.200 MW sangat sulit dicapai dalam waktu yang tersisa. Oleh karena itu, pemerintah telah merevisi target pencapaian ini menjadi tahun 2030.
Data Kapasitas EBT 2025
Berdasarkan data Ditjen EBTKE per November 2024, kapasitas pembangkit listrik dari berbagai sumber energi terbarukan di Indonesia baru mencapai 14.081,40 MW dari target 23.000 MW.Berikut rinciannya dikutip dari Ditje EBTKE:
• PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air): 5.872,07 MW
• PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro): 938,00 MW
• PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro): 51,06 MW
• PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi): 2.597,51 MW
• PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya): 244,00 MW
• PLTS Atap: 324,30 MW
• PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin): 152,30 MW
• PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa): 3.266,84 MW
• PLTBg (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas): 155,84 MW
• PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah): 36,47 MW
• PLTS Terapung: 193,01 MW
• PLTGB (Pembangkit Listrik Tenaga Gasifikasi Batubara): 250,00 MW
(Posisi November 2024)
Tambahan Kapasitas Panas Bumi 2024-2025
Khusus untuk panas bumi, terjadi penambahan kapasitas sebesar 91 MW dari beberapa proyek yang mulai beroperasi pada Desember 2024 dan Januari 2025, yaitu:
• PLTP Sorik Merapi – 41 MW
• PLTP Salak Binari – 15 MW
• PLTP Ijen – 45 MW
Meski ada tambahan kapasitas, realisasi target 7.200 MW masih jauh dari kenyataan. Diperlukan langkah strategis untuk mempercepat pengembangan panas bumi agar Indonesia dapat lebih optimal dalam memanfaatkan sumber energi bersih dan terbarukan ini.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini