Berita Geothermal — Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi yakin potensi panas bumi Indonesia jauh lebih besar dari estimasi sebelumnya yang berkisar di angka 24 GW.
Ia menyebut, energi panas bumi tak hanya tersedia di daratan, tapi juga tersimpan dalam jumlah besar di dasar laut Indonesia.
“Tambang listrik tak terbatas di dasar laut? Ini fakta yang mengejutkan,” ujar Eniya dikutip Selasa (13/5)..
Eniya pun mendorong dilakukannya survei dan penelitian menyeluruh terhadap potensi panas bumi bawah laut. Menurutnya, jika hasil eksplorasi benar-benar positif, maka kapasitas energi geotermal nasional bisa jauh melebihi angka 24 GW.
“Saya yakin potensi geothermal Indonesia tak hanya 24 GW tapi masih lebih dari itu. Ayo kita survei,” ajak wanita ahli EBT khususnya hidrogen dan fuel cell tersebut.
Apa Itu Geotermal Bawah Laut?
Geotermal bawah laut merupakan pemanfaatan energi panas yang berasal dari aktivitas geologi di dasar laut, khususnya di wilayah-wilayah dengan aktivitas tektonik aktif seperti zona subduksi dan pegunungan api bawah laut. Suhu tinggi dari magma yang mendekati permukaan dasar laut bisa digunakan untuk menghasilkan listrik atau panas, mirip dengan sistem geotermal konvensional di darat.
Keuntungan dari sumber energi ini sangat menjanjikan. Lautan menutupi sebagian besar permukaan Bumi, dan di banyak titik dasar laut, magma lebih dekat ke permukaan dibandingkan di darat. Ini berarti biaya pengeboran bisa lebih rendah dan efisiensi pengambilan energi lebih tinggi.
Temuan CGG: Revolusi Energi Dimulai dari Laut
Sebuah laporan terbaru dari firma konsultan energi CGG menguatkan pernyataan Prof. Eniya. Mereka mengungkapkan bahwa dasar laut menyimpan potensi energi geotermal yang sangat besar, terutama di sepanjang 65.000 km² zona penyebaran dasar laut (mid-ocean ridges) — area di mana kerak bumi merekah dan magma mendekati permukaan.
Lebih dari itu, energi dari dasar laut ini tidak hanya bisa diubah menjadi listrik, tetapi juga bisa menjadi sumber produksi hidrogen hijau dalam jumlah besar. Hidrogen dapat dihasilkan melalui proses elektrolisis air laut, menggunakan listrik murah dan stabil dari panas bumi laut dalam.
Keunggulan Geotermal Bawah Laut
Laporan CGG menyebutkan beberapa keunggulan utama dari pemanfaatan geotermal bawah laut:
- Tak Terbatas dan Stabil – Tidak bergantung pada cuaca seperti energi surya dan angin. Energi geotermal bisa menghasilkan listrik 24 jam sehari.
- Biaya Infrastruktur Lebih Rendah – Lebih murah dibandingkan pembangunan pembangkit nuklir atau instalasi panel surya besar-besaran.
- Ramah Lingkungan – Tidak menghasilkan emisi karbon seperti bahan bakar fosil.
- Teknologi Sudah Terbukti – Berbeda dengan fusi nuklir yang masih dalam tahap pengembangan, energi panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara.
Tantangan dan Solusi
Selama ini, eksplorasi geotermal konvensional di darat sangat mahal dan hasilnya belum tentu optimal. Namun, di laut, kondisi geologis yang mendukung seperti magma yang lebih dangkal dan penggunaan air laut sebagai sumber uap alami, menawarkan solusi baru yang lebih efisien.
Beberapa perusahaan mulai mengembangkan teknologi pembangkit lepas pantai. Bila dikomersialkan secara luas, geotermal bawah laut bisa menyediakan energi bersih dan murah untuk dunia, serta mempercepat transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Indonesia Siap Jadi Pemain Utama
Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan berada di atas Cincin Api Pasifik, Indonesia punya potensi besar menjadi pusat energi geotermal bawah laut. Pemerintah, akademisi, dan investor didorong untuk segera mengembangkan teknologi ini agar Indonesia bisa memimpin dalam revolusi energi masa depan.
Geotermal bawah laut bukan sekadar wacana, tapi peluang nyata yang siap membuka babak baru dalam sejarah energi global.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini