Berita Geothermal — Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE), Julfi Hadi, menegaskan komitmen perusahaan dalam mengembangkan panas bumi secara menyeluruh sebagai total project dan ekosistem Energi hijau.
Menurutnya, pemanfaatan panas bumi tidak boleh terbatas hanya pada pembangkit listrik, tetapi harus dikelola dari hulu ke hilir sebagai sebuah ekosistem yang terintegrasi.
“Jika ini digarap serius, Indonesia bisa menjadi energy giant dunia,” ujar Julfi dalam keterangan tertulis yang diterima Geothermal.com, Jumat (7/3).
Target Kapasitas 1.630 MW
Sebagai bagian dari strategi pengembangan, PGE menargetkan peningkatan kapasitas pemanfaatan panas bumi untuk listrik hingga 1.630 Mega Watt (MW). Untuk mencapai target tersebut, PGE telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna mempercepat realisasi proyek.
Julfi menekankan bahwa kapasitas 1.630 MW ini merupakan massive resource yang siap dieksekusi.
“Kami sudah menyiapkan langkah-langkah strategis dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan target ini,” ungkapnya.
Mengembangkan Industri Hilir
Selain menggarap sektor hulu yang berfokus pada panas bumi sebagai sumber energi listrik, PGE juga memperluas pengembangan ke sektor hilir. Julfi menjelaskan bahwa PGE telah menandatangani beberapa nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mendukung pengembangan industri hilir panas bumi, termasuk manufaktur dan off-grid dengan perusahaan besar.
“Jadi, panas bumi tidak hanya dikembangkan dari sisi upstream, tetapi juga downstream-nya,” tegasnya.
Lebih lanjut, pemanfaatan ekosistem panas bumi dapat mencakup berbagai sektor, seperti produksi hidrogen hijau hingga amonia hijau. Hal ini sejalan dengan konsep total project yang dicanangkan PGE, di mana semua aspek saling mendukung untuk menciptakan paket investasi yang menarik.
Panas Bumi Sebagai Pengganti Batu Bara
Dengan potensi panas bumi yang mencapai 24 Giga Watt (GW) dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia, Julfi optimistis bahwa energi ini dapat menggantikan peran batu bara sebagai sumber energi utama. Sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan (EBT), panas bumi masuk dalam kategori base load atau beban dasar, sehingga dapat menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional.
Julfi juga memproyeksikan bahwa optimalisasi pemanfaatan panas bumi dapat membantu Indonesia mencapai kemandirian energi serta mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
“Energy security, self-sufficient in energy. Nama juga self-sufficient, harus memakai energi dari Indonesia. Geothermal adalah energi yang kita miliki. Jika pemanfaatannya dimaksimalkan, impor minyak bisa berkurang drastis. Sebegitu dahsyatnya potensi yang kita punya,” pungkasnya.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini