Berita Geothermal – Kolaborasi PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam proyek panas bumi berkapasitas 530 Megawatt (MW) menegaskan peran strategis masing-masing BUMN energi tersebut.
PGE mengambil tanggung jawab di sisi hulu melalui penyediaan sumber panas bumi dan eksplorasi, sementara PLN IP mengelola sisi hilir dengan mengoperasikan pembangkit listrik.
Sinergi hulu-hilir ini berada di bawah koordinasi Danantara, entitas kolaborasi PLN dan Pertamina.
“Skema kolaborasi PLN IP dan PGE tersebut dirancang untuk mempercepat transisi energi bersih, memperkuat ketahanan energi nasional, dan mendukung target swasembada energi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto,” ungkap pihak PLN IP dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (18/8).
Dalam kolaborasi PLN IP dan PGE tersebut sebanyak 19 proyek panas bumi disiapkan dengan potensi kapasitas total 530 MW.
Kemudian dari 19 proyek ini, dua proyek percontohan akan menjadi pijakan awal, yakni PLTP Ulubelu Binary 30 MW dan PLTP Lahendong Binary 15 MW. Total proyek percontohan sebesar 45 MW.
Untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi proyek, PLN IP dan PGE membentuk Joint Venture Company (JVC) yang akan mengelola pengembangan panas bumi dengan skema Power Purchase Agreement (PPA) jangka panjang.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyebut kolaborasi lintas BUMN ini tidak hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
“Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi,” ujarnya.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini