Berita Geothermal – Menyambangi Talaga Bodas di Wanaraja, Kabupaten Garut, Jawa Barat adalah meresapi jejak Nusantara masa lalu, menikmati masa kini, dan memastikan keindahannya tetap lestari untuk masa depan.
Pasalnya, Talaga Bodas bukan hanya sekadar objek wisata panas bumi tempat berendam air panas. Ia adalah keping sejarah tentang pesona alam Nusantara yang menggoda orang-orang Eropa.
Di Talaga Bodas ada catatan kekaguman Gubernur Jenderal Baud, orang nomor satu di Hindia Belanda di zamannya. Talaga Bodas juga sempat diabadikan menjadi gambar dalam kartu pos Weissenborndi zaman Hindia Belanda.
Kartu Pos
Berbicara Talaga Bodas tak akan lepas dari keberadaan kawah berbentuk mangkuk yang luas. Kawah ini sejak abad ke-19 telah mencuri perhatian banyak orang, bahkan hingga ke daratan Eropa. Ini menegaskan bahwa Talaga Bodas bukan sekadar objek wisata geothermal, tetapi juga warisan sejarah dan alam yang terus hidup.
Catatan tentang Talaga Bodas dapat ditelusuri hingga ke tahun 1837, ketika surat kabar Javasche Courant melaporkan perjalanan Jean Chretien Baud, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, ke kawasan Priangan.
Dalam kunjungannya ke Garut, Baud menyempatkan diri mendatangi kawah ini yang diselimuti uap belerang dan dikelilingi keindahan alam yang menakjubkan.
Ia bahkan menyebut Talaga Bodas sebagai “representasi alam yang luar biasa”.
Puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 4 Februari 1924, kawasan ini resmi ditetapkan sebagai objek wisata oleh pemerintah kolonial.
Popularitas Talaga Bodas semakin kuat ketika fotografer asal Belanda, Margarethe Mathilde Weissenborn, mengabadikan pemandangan Talaga Bodas dalam sebuah kartu pos bergambar pada tahun 1932—menjadikannya ikon eksotisme Hindia Belanda.
Terletak di ketinggian sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut, Talaga Bodas merupakan bagian dari kaldera Gunung Talagabodas yang terbentuk dari letusan gunung api purba.
Kawah ini memiliki air berwarna putih kehijauan yang berubah-ubah tergantung kandungan mineralnya.
Kawasan ini masuk dalam pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Talaga Bodas, dengan status konservasi sejak 2010. Sebagian areanya juga merupakan cagar alam, menjadikannya lokasi penting bagi konservasi flora dan fauna serta ekosistem pegunungan tropis Jawa Barat.
Selain daya tarik geologis, Talaga Bodas juga menjadi habitat berbagai satwa langka. Salah satunya adalah mencek (Muntiacus muntjak), kijang kecil yang kini sulit dijumpai. Di kawasan hutan sekitarnya, pengunjung mungkin bisa menjumpai kera ekor panjang, macan tutul, babi hutan, musang, trenggiling, hingga aneka burung seperti elang laut, kutilang, tekukur, dan puyuh hutan.
Berbagai tumbuhan endemik juga tumbuh subur di sini, seperti puspa, manglid, huru, rotan, dan bahkan anggrek bulan yang menempel di batang pepohonan. Kawasan ini menjadi contoh ekosistem tropis yang masih relatif utuh dan asri.
Relaksasi dan Petualangan dalam Satu Destinasi
Kini, Talaga Bodas menawarkan kombinasi wisata alam dan relaksasi. Salah satu daya tarik utamanya adalah kolam air panas alami yang berasal dari mata air geothermal.
Wisatawan bisa merendam tubuh di kolam yang menyerupai bak air susu, dipercaya memiliki khasiat menyegarkan dan menyehatkan kulit karena kandungan belerangnya.
Bagi pencinta alam, jalur hiking ringan sejauh 850 meter dari area parkir hingga ke kawah menjadi aktivitas menyenangkan. Di sepanjang jalan, pengunjung bisa menikmati rimbunnya pepohonan, udara pegunungan yang segar, dan pemandangan yang memanjakan mata.
Fasilitas umum seperti musala, toilet, warung kuliner lokal, hingga area berkemah turut mendukung kenyamanan wisatawan.
Apakah Anda tertarik untuk datang?***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini