Berita Geothermal – Pemanfaatan energi panas bumi kerap mendapat stigma sebagai perusak lingkungan. Kekhawatiran muncul karena lokasinya yang umumnya berada di kawasan hutan atau dekat sumber air. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan panas bumi di Indonesia justru melakukan berbagai aksi nyata untuk menjaga lingkungan, bahkan melestarikannya.
Tiga pengembang besar—Pertamina Geothermal Energy (PGE), Geo Dipa Energi (GDE), dan Star Energy Geothermal (SEG)—menjadi contoh bagaimana industri ini dapat berjalan beriringan dengan konservasi alam.
Pertamina Geothermal Energy
PGE tidak hanya mengoperasikan pembangkit listrik panas bumi, tetapi juga aktif dalam konservasi keanekaragaman hayati. Di Kamojang, Jawa Barat, PGE mendirikan Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) yang sejak 2014 telah menerima 358 ekor elang dari berbagai jenis.
Hingga akhir 2023, sebanyak 20 ekor berhasil dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Selain itu, PGE mengelola kawasan konservasi “Kehati” di Kamojang, Karaha, Ulubelu, dan Lahendong, berkolaborasi dengan masyarakat serta lembaga lingkungan.
Dari sisi teknis, PGE menerapkan zero-spill system melalui reinjeksi fluida di Lahendong. Teknologi ini memastikan seluruh air panas yang diambil dari perut bumi dikembalikan ke reservoir, sehingga tidak mencemari sumber air permukaan maupun tanah.
Di Karaha Bodas, PGE bahkan mengoptimalkan sumur monitoring menjadi sumur injeksi untuk menjamin keberlanjutan suplai uap.
Geo Dipa Energi
Sebagai BUMN khusus panas bumi, Geo Dipa Energi menjadikan pelestarian lingkungan bagian dari mandatnya. Di kawasan Dieng, Banjarnegara, perusahaan ini melaksanakan penanaman 15.000 pohon sebagai bagian dari program rehabilitasi hutan. Program tersebut juga melibatkan masyarakat sekitar untuk menciptakan manfaat ekonomi sekaligus ekologis.
Dalam proyek pengembangan PLTP Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2, Geo Dipa secara ketat menjalankan rencana pengelolaan lingkungan yang diawasi oleh Asian Development Bank (ADB). Kegiatannya meliputi reinjeksi fluida, pemantauan kualitas air dan udara, serta pengendalian erosi dan sedimen. Kinerja lingkungan Geo Dipa pun tercatat dalam penilaian PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Star Energy Geothermal
Star Energy Geothermal, pengelola lapangan panas bumi Salak, Darajat, dan Wayang Windu, menekankan pengelolaan lingkungan sebagai pilar utama. Perusahaan ini melaksanakan program reforestasi ribuan pohon di kawasan operasi, termasuk di sekitar Gunung Salak dan Darajat, sebagai upaya pemulihan ekosistem hutan.
Dari sisi operasional, SEG menerapkan brine outfield injection yang meningkatkan efisiensi energi dan melindungi sumber air. Komitmen ini diakui secara internasional melalui sertifikasi ISO 14001:2015 serta penghargaan PROPER Hijau dan Emas dari pemerintah Indonesia atas kinerja pengelolaan lingkungannya.
Energi Bersih yang Ramah Alam
Berbagai aksi nyata dari PGE, GDE, dan SEG membuktikan bahwa pemanfaatan panas bumi untuk energi listrik sellu disertai dengan aksi pelestarian lingkungan. Mereka melakukan lebih dari sekadar mitigasi dampak; mereka berkontribusi langsung pada pelestarian hutan, keanekaragaman hayati, serta keberlanjutan sumber daya air.
Dengan praktik baik tersebut, pemanfaatan energi panas bumi layak dipandang sebagai solusi ganda: menghasilkan listrik hijau sekaligus menjaga bumi tetap lestari.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini