Berita Geothermal –Anggota Komisi XII DPR RI, Mulyadi, mendorong percepatan pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sebagai langkah strategis menuju transisi energi bersih dan berkelanjutan.
Mulyadi menilai bahwa potensi panas bumi di Sumbar sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Saat ini PT Supreme Energy telah berhasil memproduksi listrik sebesar 80 megawatt (MW) dari energi panas bumi, dan mereka berencana menambah kapasitas dengan target tambahan 80 MW ke depan,” ungkap Mulyadi usai kunjungan kerja Komisi XII DPR RI di Padang, Rabu (16/04/2025) dikutip dari SinPo.id, Senin (21/4).
Langkah pengembangan geothermal ini dinilai sejalan dengan komitmen nasional untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, seperti batu bara, yang masih menjadi sumber utama di PLTU Teluk Sirih dan PLTU Ombilin.
Panas bumi, menurut Mulyadi, merupakan solusi energi yang ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan.
Selain Supreme Energy, sejumlah perusahaan lain juga mulai bergerak dalam Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE). Salah satunya adalah Medco yang mengeksplorasi potensi geothermal di wilayah Pasaman dengan estimasi kapasitas mencapai 50 MW.
“Potensi total panas bumi di Sumatera Barat lebih dari 1.000 MW. Bila dimanfaatkan secara optimal, ini akan menjadi kekuatan besar bagi energi bersih di masa depan,” ujar politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini.
Meski biaya eksplorasi panas bumi terbilang tinggi, Mulyadi menekankan pentingnya investasi ini untuk keberlanjutan energi jangka panjang. Ia juga menyatakan komitmen DPR RI untuk terus mendorong pemerintah pusat dan pelaku usaha dalam mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di berbagai titik potensial di Sumbar.
Terkait kebutuhan dan distribusi listrik, Mulyadi juga menyinggung pentingnya peningkatan kapasitas transmisi antarwilayah. Menurutnya, interkoneksi listrik Pulau Sumatera bisa dimanfaatkan untuk menyeimbangkan pasokan. Namun, ia mencatat bahwa kapasitas jaringan saat ini masih terbatas.
“Kalau produksi belum mencukupi, kita bisa tarik dari wilayah lain lewat jaringan interkoneksi. Tapi kalau kelebihan, listrik juga bisa disalurkan ke provinsi tetangga. Hanya saja, kapasitas kabel saat ini baru 150 kV, masih terbatas,” jelasnya.
Mulyadi pun menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi tidak hanya soal energi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
“Sumatera Barat memang tidak punya kekayaan sumber daya seperti Riau atau Sumatera Selatan. Tapi kita punya kekuatan besar di geothermal. Ini harus dimaksimalkan demi kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini