Berita Geothermal — Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), segera membuka mata kuliah khusus panas bumi sebagai bagian dari penguatan kurikulum energi terbarukan.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Undana dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) dalam pengembangan panas bumi di NTT.
Penandatanganan tersebut berlangsung di Jakarta pada Rabu, 17 September 2025, dalam rangkaian forum panas bumi The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025.
MoU ditandatangani oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc., dan Dirjen EBTKE, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi. Adapun PKS ditandatangani oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknik (FST) Undana, Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D., bersama Direktur Panas Bumi, Gigih Udi Atmo, S.T., M.EPM., Ph.D.
Kolaborasi Undana dengan Kementeraian ESDM dalam energi panas bumi ini bertujuan memperkuat Tridarma Perguruan Tinggi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Salah satu fokus utamanya adalah mendukung pengembangan pendidikan panas bumi lewat pembentukan Program Studi Geologi atau Program Studi Kekhususan Panas Bumi. Dengan demikian, mahasiswa Undana akan mendapatkan akses lebih luas untuk mempelajari energi berkelanjutan yang sangat relevan dengan potensi besar NTT.
Selain penguatan kurikulum, ruang lingkup kerja sama juga mencakup riset bersama tentang panas bumi di Pulau Flores, Pulau Lembata, dan Pulau Alor untuk mendukung target bauran energi nasional.
Selama lima tahun ke depan, akan ada penyelenggaraan kuliah umum, pelatihan, hingga kegiatan pengabdian masyarakat, termasuk pendampingan mahasiswa KKN di daerah yang memiliki potensi panas bumi.
Dekan FST Undana, Prof. Philiphi de Rozari, menyebut kemitraan ini sebagai momentum penting untuk menjadikan fakultasnya pusat inovasi energi berkelanjutan.
“Apa yang kami lakukan hari ini sejalan dengan komitmen Undana untuk berkontribusi pada pembangunan daerah dan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Panas Bumi, Gigih Udi Atmo, menekankan bahwa sinergi ini adalah bagian dari model kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media.
Penandatanganan kerja sama ini menjadi tonggak penting bagi Undana dalam upaya memperkuat perannya bagi pembangunan NTT dan Indonesia. Dengan hadirnya mata kuliah khusus panas bumi, Undana tidak hanya mendukung percepatan riset dan kualitas pendidikan, tetapi juga menyiapkan SDM unggul untuk menjawab tantangan energi masa depan.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini