Jakarta, Berita Geothermal – PT PLN (Persero) terus memperkuat perannya sebagai motor penggerak transisi energi nasional dengan mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Langkah ini menjadi bentuk dukungan nyata terhadap visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada energi berbasis sumber daya domestik.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menegaskan bahwa mandat pengembangan PLTP telah diatur dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Pemerintah menargetkan kapasitas PLTP mencapai 5,2 gigawatt (GW) di seluruh Indonesia dalam periode tersebut.
“Potensi panas bumi Indonesia sangat besar dan tersebar di banyak wilayah. Kami akan mengoptimalkan pengembangan PLTP agar kehadirannya memberi dampak nyata, baik bagi masyarakat sekitar proyek maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia,” ujar Suroso, Jumat (29/8/2025).
Strategi PLN Akselerasi PLTP
Untuk mempercepat pengembangan panas bumi, PLN telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya melalui kesepakatan pembelian uap panas bumi dengan para pengembang.
“Kami memastikan proyek-proyek panas bumi dijalankan bersama mitra strategis yang memiliki kompetensi dan visi sejalan dengan PLN untuk menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau bagi negeri. Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi,” tambah Suroso.
Selain itu, PLN juga menerapkan prinsip fairness of partnership guna menciptakan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan.
Proyek Strategis di Bengkulu
PLN saat ini menyiapkan sejumlah proyek panas bumi strategis, termasuk dua PLTP di Provinsi Bengkulu. Proyek ini menjadi bagian dari implementasi RUPTL 2025-2034 sekaligus memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional.
PLTP Kepahiang (110 MW) berlokasi di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Proyek ini kini memasuki tahap finalisasi pemilihan mitra strategis. Nantinya, listrik akan disalurkan ke Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kabupaten Kepahiang.
PLTP Hululais (110 MW) di Kabupaten Lebong ditargetkan beroperasi secara komersial (COD) pada 2028. PLTP ini memanfaatkan sumber energi panas bumi dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
“Melalui pengembangan PLTP di berbagai daerah, PLN tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan pelaku usaha lokal dan penyerapan tenaga kerja,” pungkas Suroso.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini