Berita Geothermal — PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), resmi memulai pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen berbasis panas bumi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu, Lampung.
Groundbreaking yang digelar Selasa (9/9/2025) ini menandai sejarah baru, karena untuk pertama kalinya di dunia teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) electrolyzer diintegrasikan dengan energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih.
Proyek ini menegaskan bahwa panas bumi bukan hanya berperan sebagai pemasok listrik ramah lingkungan, melainkan juga motor lahirnya energi baru: hidrogen hijau.
Pada tahap awal, pabrik percontohan ditargetkan mampu memproduksi 100 kilogram hidrogen per hari, dengan potensi pengembangan hingga 8.600 kilogram per hari di masa depan.
Apa Itu Hidrogen Berbasis Panas Bumi?
Hidrogen berbasis panas bumi adalah bentuk green hydrogen yang diproduksi dengan menggunakan listrik dari PLTP. Prosesnya melibatkan pemanfaatan uap panas bumi untuk menghasilkan listrik, lalu listrik itu digunakan dalam elektrolisis air — memisahkan H₂O menjadi hidrogen (H₂) dan oksigen (O₂).
Karena listriknya berasal dari energi terbarukan yang stabil, hidrogen ini digolongkan sebagai hidrogen hijau.
Kelebihan Green Hydrogen dari Ulubelu
- Ramah Lingkungan & Rendah Emisi
Tidak menggunakan energi fosil, dengan emisi karbon hampir nol. Ini sejalan dengan target Net Zero Emission 2060.
- Pasokan Energi Stabil 24/7
Berbeda dengan tenaga surya atau angin yang bergantung cuaca, panas bumi beroperasi terus-menerus, membuat suplai listrik untuk elektrolisis lebih terjamin.
- Efisiensi Produksi Lebih Tinggi
Konsistensi listrik dari PLTP membuat pemakaian electrolyzer lebih optimal, menekan biaya produksi hidrogen (Levelized Cost of Green Hydrogen/LCOGH).
- Potensi Skala Besar
Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia. Jika kapasitasnya dialokasikan untuk hidrogen, volume produksi bisa masif dan mendukung ekspor.
- Dampak Ekonomi dan Sosial Lokal
Proyek ini membuka lapangan kerja baru dan menjadikan daerah sekitar sebagai pusat energi bersih.
Kegunaan Green Hydrogen
- Energi & Transportasi: bahan bakar kendaraan hidrogen dan campuran di pembangkit listrik.
- Industri Berat: pengganti batubara atau gas di industri baja, semen, dan pupuk.
- Kilang & Petrokimia: Pertamina berencana memanfaatkannya untuk proses desulfurisasi minyak.
- Ekspor Energi: dapat dikonversi ke amonia hijau untuk memenuhi permintaan tinggi di Jepang, Korea, dan Eropa.
Ragam Hidrogen yang Beredar Saat Ini
• Green Hydrogen: diproduksi melalui elektrolisis dengan energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, hidro). Emisinya hampir nol, sehingga paling ramah lingkungan.
• Gray Hydrogen: dihasilkan dari gas alam lewat proses steam methane reforming (SMR), tetapi tanpa penangkapan karbon sehingga emisinya tinggi.
• Blue Hydrogen: mirip gray, namun dilengkapi teknologi carbon capture and storage (CCS) sehingga sebagian emisi tertangkap. Lebih bersih, tetapi belum bebas emisi.
• Brown/Black Hydrogen: diproduksi dari batubara atau lignit. Jenis ini paling kotor karena menghasilkan emisi karbon sangat besar.
Kehadiran Pilot Plant Green Hydrogen di PLTP Ulubelu menunjukkan langkah maju Indonesia dalam transisi energi. Hidrogen hijau dari panas bumi bukan hanya solusi ramah lingkungan dengan emisi rendah, tetapi juga membuka peluang besar untuk transportasi, industri berat, hingga ekspor energi bersih.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritageothermal.com klik di sini